Tulisan ini akan saya awali dengan sebuah pertanyaan retoris, “Kalau
kita sendiri tidak menghargai diri kita, lalu siapa? Kalau kita sendiri
saja sudah tidak menghargai diri sendiri, apakah org lain akan
menghargai kita?”
Terkadang, ah, bukan. Sering, kita mematok rendah diri kita dan memberi harga yang terlalu tinggi pada impian kita. Dengan begini, kita seolah-olah terlihat gagal, pesimis, tidak bermutu dan tidak percaya diri.
Sering juga kita men-judge diri kita, memberi afirmasi negatif, dan mengerdilkan potensi yang kita miliki. Bahkan bukan tidak mungkin dengan demikian dapat menghilangkan potensi-potensi keajaiban yang kita miliki.
Kebesaran seseorang sebenarnya dilihat dari seberapa mampu ia melakukan penerimaan terhadap dirinya sendiri. Dunia akan cenderung memberikan persepsi yang kepada kita, sesuai persepsi yang kita berikan. Misalkan ada orang yang memiliki tubuh kerdil dan menganggapnya sebagai sebuah ke-negatif-an (baca: penolakan), maka dunia, orang-orang, lingkungan, akan cenderung membalas dengan persepsi yang sama. Lihat Daus ‘Mini’, perhatikan Tukul Arwana, mereka memberi afirmasi positif terhadapa yang mereka punya, justru dari situlah menjadi kelebihan dan menguakkan potensi-potensi ajaib yang sebenarnya ada.
Mulai sekarang, bersahabatlah dengan diri Anda sendiri. Terimalah segala yang ada, acception. Buatlah persepsi positif terhadapnya, maka dunia pun akan memberikan efek yang serupa Anda pikirkan.
Kemudian, hiasilah hari-hari dengan optimisme. Oke? Sip!
Sudahkah Anda bersahabat dengan diri sendiri?
Terkadang, ah, bukan. Sering, kita mematok rendah diri kita dan memberi harga yang terlalu tinggi pada impian kita. Dengan begini, kita seolah-olah terlihat gagal, pesimis, tidak bermutu dan tidak percaya diri.
Sering juga kita men-judge diri kita, memberi afirmasi negatif, dan mengerdilkan potensi yang kita miliki. Bahkan bukan tidak mungkin dengan demikian dapat menghilangkan potensi-potensi keajaiban yang kita miliki.
Kebesaran seseorang sebenarnya dilihat dari seberapa mampu ia melakukan penerimaan terhadap dirinya sendiri. Dunia akan cenderung memberikan persepsi yang kepada kita, sesuai persepsi yang kita berikan. Misalkan ada orang yang memiliki tubuh kerdil dan menganggapnya sebagai sebuah ke-negatif-an (baca: penolakan), maka dunia, orang-orang, lingkungan, akan cenderung membalas dengan persepsi yang sama. Lihat Daus ‘Mini’, perhatikan Tukul Arwana, mereka memberi afirmasi positif terhadapa yang mereka punya, justru dari situlah menjadi kelebihan dan menguakkan potensi-potensi ajaib yang sebenarnya ada.
Mulai sekarang, bersahabatlah dengan diri Anda sendiri. Terimalah segala yang ada, acception. Buatlah persepsi positif terhadapnya, maka dunia pun akan memberikan efek yang serupa Anda pikirkan.
Kemudian, hiasilah hari-hari dengan optimisme. Oke? Sip!
Sudahkah Anda bersahabat dengan diri sendiri?
0 komentar:
Posting Komentar