Selasa, 18 Desember 2012

Miskin, keluarga Darto konsumsi nasi aking

Karena terjerat kemiskinan, keluarga Darto (58) warga Desa Banjaratma RT 02 RW 05, Kecamatan Bulakamba, Brebes, terpaksa mengkonsumsi nasi aking sejak lima tahun belakangan ini.

Ironisnya, kedua anak Darto tak begitu suka dengan rasa nasi aking, sehingga Darto terpaksa meminta nasi pada tetangganya.


Kehidupan keluarga Darto yang terdiri dari istrinya Radem (48), serta anak-anaknya, Kustoro (32), Wahyudin (14), dan Siti Nur Aisyah (9) jauh dari sejahtera.

Mahalnya harga beras yang mencapai Rp8.000 per kilogram tak mampu dipenuhi buruh serabutan ini. "Kalau ada perintah dari orang lain untuk saya kerjakan, saya bisa dapat hasil. Kalau tidak, ya seperti ini. Nganggur," ujarnya ditemui di rumahnya di Brebes, Senin (29/10/2012).

Mengingat dari pekerjaaan sehari-harinya sebagai buruh tani dan pekerja serabutan, hasilnya belum mampu untuk membeli beras. Apalagi, upah yang diterimanya juga tidak tentu.

Bila sedang ada pekerjaan, setidaknya ia bisa mendapatkan uang Rp25 ribu. Jika tidak ada pekerjaan, maka dirinya hanya mampu membeli nasi aking seharga Rp3.000 per kg.

"Tidak satu bulan penuh saya makan nasi aking. Kalau pas tidak kerja ya makan nasi aking. Kondisi ini sudah berlangsung lima tahun ini," ujarnya.

Nasi aking menjadi solusi bagi keluarganya agar bisa bertahan hidup. Pasangan Darto dan Radem ini sebenarnya memiliki enam anak, dengan tiga anak masih hidup bersamanya, dan lainnya telah berkeluarga dan punya penghasilan sendiri.

Namun, diakuinya, jika kehidupan rumah tangga anaknya juga masih mengalami kekurangan. Praktis, hal itu membuat ia tidak tega untuk minta bantuan kepada anak-anaknya.

Dalam mengonsumsi nasi aking, keluarga ini sebenarnya tidak terlalu doyan. Terutama kedua anaknya yang masih sekolah. Sebab, dari mulut kedua anaknya Wahyudin dan Aisyah kerap mengeluh dengan menu nasi aking.

Menurut Radem, bila anak-anaknya tidak mau makan nasi aking, dirinya terpaksa minta nasi ke tetangga.

"Namanya anak-anak, kan kadang belum merasakan derita keluarga yang sebenarnya," ucap Radem.

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.